(0561) 767 884

0812 5771 8282   Polteq  

Mahasiswa Politeknik Tonggak Equator Rasakan Pembelajaran Kontekstual di Coventry sambil Berkunjung ke Perusahaan Top di Inggris

09:01:47 - 22 November 2022 By Admin

PONTIANAK–Mereka adalah Erwin Yudi Yanto dan Hanzen, 2 dari 17 mahasiswa Politeknik Tonggak Equator Pontianak, yang berhasil lolos program beasiswa IISMAVO (Indonesian International Student Mobility Awards edisi Vokasi), yang merupakan salah satu program unggulan dari Kampus Merdeka yang membuka kesempatan bagi mahasiswa vokasi di seluruh Indonesia untuk bisa berkuliah di kampus-kampus ternama di luar negeri selama 1 (satu) semester.

Erwin dan Hanzen akan menempuh studi selama 4 (empat) bulan di Coventry University, Inggris Raya. Dibawah bimbingan Professor Benny Tjahjono, Professor of Sustainability and Supply Chain Management, Centre for Business in Society (CBiS), mereka akan mendapatkan pengalaman komprehensif dari pembelajaran di kelas sekaligus melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan terkemuka di Inggris.

Pengalaman belajar yang baru di luar negeri

Setelah menjalani kegiatan selama kurang lebih 2 (dua) bulan, mereka mendapatkan banyak wawasan yang baru, baik secara materi maupun secara metode pembelajaran. Salah satu mata kuliah menarik yang dipelajari yakni Circular Economy, dimana konsep sustainability (keberlanjutan) merupakan substansi dari mata kuliah ini. Konsep ini sendiri umumnya membahas mengenai kegiatan produksi dan konsumsi barang di masa kini dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya bagi generasi mendatang. Di sisi lain, mengingat perubahan iklim merupakan isu global yang nyata, sustainability merupakan salah satu solusi bagi umat manusia di masa depan. “Saya merasa pembelajaran terkait sustainability itu sangat penting bagi generasi penerus bangsa, mengingat hal ini masih belum banyak diajarkan di Indonesia,” pungkas Erwin. Selain mata kuliah Circular Economy, kedua mahasiswa ini juga mempelajari hal lain, diantaranya adalah Business Writing, Data Analysis and Decision Making, serta Industry 4.0.

Selain materi yang dipelajari, metode pembelajaran juga merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan kegiatan belajar-mengajar. Mereka menemukan metode pembelajaran di Inggris memiliki perbedaan yang signifikan. Selain pembelajaran satu arah, mahasiswa didorong untuk berperan lebih aktif di dalam kelas. Seperti, metode pembelajaran gamifikasi, presentasi singkat, studi kasus, serta diskusi terbuka dan kerja kelompok. “Metode pembelajaran yang demikian benar-benar menolong saya untuk mengasah potensi saya. Saya juga bisa belajar dari perspektif teman-teman yang lain, yang juga membantu saya untuk lebih memahami pembelajaran,” ungkap Hanzen.

Pembelajaran Kontekstual melalui Kunjungan Industri‌

Sesuai dengan moto IISMAVO yakni Learning in Partnership with Industry, tidak hanya belajar dengan menjalani perkuliahan di dalam kelas, Erwin dan Hanzen juga berkesempatan untuk belajar melalui kunjungan ke beberapa perusahaan terkemuka di Inggris. Pride of Britain Tour merupakan program yang ditawarkan oleh Coventry University yang memfasilitasi mereka untuk mengunjungi Morgan Motor Company, Jaguar Land Rover, Drayton Manor Resort, Bloomberg, Brompton Bikes, MINI, JCB, Manchester City FC, serta Triumph Motorcycles. “Ini merupakan pengalaman yang luar biasa, karena saya bisa melihat secara langsung bagaimana perusahaan kelas dunia beroperasi,” ujar Hanzen.

Tidak hanya sebatas mengunjungi perusahaan, mereka juga diminta untuk mengobservasi perusahaan tersebut, khususnya terkait strategi kompetitif (competitive strategy) serta gaya kepemimpinan (leadership style) masing-masing perusahaan, dan menulis laporan setelahnya. Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya untuk dibawa pulang dan diterapkan di Indonesia nanti.

Erwin dan Hanzen berterima kasih kepada Kemdikbudristek serta pihak IISMAVO dan Coventry University yang menjadikan mimpi mereka sebuah realita. “Bisa melihat mimpi saya menjadi kenyataan merupakan sesuatu yang tidak bisa saya ungkapkan dalam kata-kata. Life changing experience ini pasti akan saya kenang sepanjang hidup saya,” tutur Hanzen. Tak lupa mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Politeknik Tonggak Equator yang telah memfasilitasi serta membimbing mereka mulai dari awal pendaftaran hingga menjalani proses perkuliahan di Inggris. Mereka berharap di masa depan ada lebih banyak lagi mahasiswa vokasi yang bisa berkesempatan untuk belajar ke luar negeri. “Saya harap kedepannya semakin banyak mahasiswa dari Politeknik Tonggak Equator dan mahasiswa vokasi lainnya berpartisipasi dalam program luar biasa ini,” ucap Erwin.