PONTIANAK – 17 Mahasiswa Politeknik Tonggak Equator berhasil lolos dalam program IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) edisi Vokasi, yang mana merupakan skema beasiswa yang dikelola secara terpusat oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) serta merupakan salah satu bagian dari program Kampus Merdeka Kemendikbud. Program IISMA edisi Vokasi ini menyediakan kesempatan untuk mengikuti program mobilitas di kampus-kampus terbaik di luar negeri selama satu semester bagi mahasiswa vokasi di seluruh Indonesia.
3 dari 17 mahasiswa tersebut yakni Allan Listanto, Elrio Marco Lorensius, dan Feby Febriani berhasil lolos diterima di salah satu perguruan tinggi di Perth, Western Australia, yaitu Phoenix Academy. Sejalur dengan jurusan mereka di kampus asal yakni English for Business and Professional Communication, mereka mengambil program Diploma of Business selama menempuh pembelajaran di Phoenix Academy yang menawarkan pembelajaran mengenai bisnis di kelas serta kunjungan industri ke perusahaan ternama di Western Australia.
Pengalaman Belajar di Luar Negeri
Selama kurang lebih 3 bulan dilewati, ketiga mahasiswa ini mendapatkan sangat banyak pengalaman dan pengetahuan baru, dari pembelajaran di kelas dan juga dari kehidupan sosial selama berada di Australia. Ada banyak kebiasaan kebiasaan kecil yang umum dilakukan di sana namun tidak di Indonesia, seperti kebiasaan untuk menahan pintu jika ada yang ingin masuk setelah kita untuk menunjukkan kesopanan dan keramahan.
Dari sisi pelajaran di kelas, ada mata pelajaran Sustainability yang membahas tentang bagaimana cara menjalankan bisnis yang “berkelanjutan” dalam hal ekonomi, sosial, dan juga lingkungan. Hal ini ternyata sangat umum dipraktekkan pada luar negeri. Bisnis berusaha untuk beroperasi dengan menguntungkan ekonomi mereka sendiri, masyarakat sekitar, dan sekaligus menjaga lingkungan tempat mereka beroperasi. Contoh yang paling mudah dilihat adalah betapa minimalnya penggunaan plastik dalam bisnis.
Jika dilihat dari sisi cara mengajar, terdapat juga perbedaan yang cukup besar. Diantaranya adalah kapasitas kelas yang tidak dapat menampung banyak mahasiswa, tetapi sebagai gantinya tenaga pengajar dapat lebih fokus dalam mengembangkan setiap individu. Adapun juga diskusi sangat sering dilakukan dengan cara membuat beberapa kelompok kecil dan hasilnya adalah kelas yang lebih aktif dan pelajaran dapat tercipta secara dua arah. “Saya merasa sistem pembelajaran dua arah seperti ini sangatlah efektif, Mahasiswa dilatih untuk terus aktif serta berpikir kritis.” Ucap Elrio.
Pembelajaran Kontekstual melalui Kunjungan Industri ke Motor Trade Association of Western Australia
Selain medapatkan pembelajaran di kelas, para mahasiswa yang lolos ke Phoenix Academy juga berkesempatan mengunjungi salah satu perusahaan swasta yang merupakan grup industri puncak untuk sektor motor di Western Australia dan telah berdiri sejak tahun 1900-an bernama Motor Trade Association of Western Australia. Dalam kunjungan ini, para mahasiswa berkesempatan untuk bertemu dan mengobrol langsung dengan Mr. Stephen Moir, Chief Executive Officer dari perusahaan tersebut. Beliau memaparkan seluk beluk dari perusahaannya, apa saja kegiatan dari perusahaannya hingga perjalanan kepemimpinan dalam karirnya.
Allan, Elrio, dan Feby juga sempat bertemu dengan karyawan perusahaan tersebut dan menyadari bahwa atmosfir dari para pegawai sangat positif yang mana menandakan betapa sehat lingkungan kerja mereka di perusahaan tersebut. Mr. Stephen Moir menjelaskan bagaimana pentingnya seorang pemimpin memiliki budaya kerja yang baik untuk memimpin tim di industri inovatif untuk menjaga lingkungan kerja tetap positif karena hal itu dapat berdampak pada kualitas dari produk yang mereka hasilkan. Salah satu hal yang mengejutkan serta berkesan adalah CEO dari perusahaan tersebut, yakni Mr. Stephen Moir, ternyata menghafal seluruh nama dari karyawannya bahkan hingga ke staff yang berperingkat terbawah sekaligus. Beliau menuturkan bahwa Ia percaya akan tingkat positif dari perusahaannya akan meningkatkan kemampuan, loyalitas dan semangat dari seluruh karyawannya. “Dapat bertemu dan berbicara langsung dengan CEO perusahaan ternama merupakan salah satu pengalaman yang sangat berkesan bagi saya karena memberikan banyak pengetahuan baru bagi saya.” tutur Allan.
Allan, Elrio, dan Feby berterima kasih kepada Kemendikbudristek serta pihak IISMAVO Phoenix Academy karena sudah memberikan mereka kesempatan pembelajaran selama satu semester ini. “Saya merasa mimpi saya untuk bersekolah di luar negeri menjadi nyata lewat program ini dan pengalaman ini merupakan salah satu hal yang pasti akan sangat saya syukuri dan banggakan.” tutur Feby. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Politeknik Tonggak Equator yang telah membantu serta membimbing mereka selama program ini berlangsung mulai dari tahap seleksi hingga lolos menjadi salah satu penerima beasiswa IISMA edisi Vokasi ini. Mereka berharap di tahun-tahun selanjutnya akan ada lebih banyak mahasiswa vokasi, terutama mahasiswa dari Politeknik Tonggak Equator yang berkesempatan untuk mengikuti program ini dan belajar di kampus ternama di luar negeri kemudian kembali dengan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang berharga ini.